Minggu, 18 Mei 2014

Hati-Hati, Stres Bisa Menular

Sebuah studi baru menunjukkan, tak hanya bisa mengganggu diri sendiri, stres juga bisa menular dan mengganggu orang-orang di sekitar kita. 

Para peneliti dari Max Planck Institute for Cognitive and Braind Sciences and Technische Universität Dresden mengungkapkan, saat seseorang mengamati orang lain yang berada dalam situasi stres, maka secara tidak langsung akan terjadi peningkatan hormon stres dalam tubuh mereka sendiri. 

Fakta bahwa kita benar-benar bisa mengukur "stres empatik" ini dalam bentuk pelepasan hormon yang signifikan adalah sebuah temuan yang menakjubkan," kata peneliti studi Veronika Engert, dari Max Planck Institute



Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychoneuroendocrinology ini melibatkan responden yang terdiri dari orang asing yang berlawanan jenis, dan orang-orang terkasih. Para peneliti lalu memasangkan para responden dengan orang yang dicintai dan orang asing dari lawan jenis, lalu dibagi menjadi dua kelompok. 

Satu kelompok diberi pertanyaan aritmatika atau tes mental dan wawancara yang bertujuan untuk menginduksi stres. Sementara itu, kelompok lainnya hanya mengamati tes tersebut melalui cermin satu arah dan melalui transmisi video.

Hasilnya, sebagian besar orang-orang yang "dipersiapkan" untuk stres mengalami peningkatan hormon stres, kortisol, yakni sebesar 96 persen.

Secara keseluruhan, para peneliti menemukan, sekitar 26 persen dari kelompok pengamat mengalami peningkatan kortisol sebagai akibat dari stres empatik, stres yang juga bisa menular meski mereka tidak secara langsung terkena stres. Persentase itu bahkan lebih tinggi pada kelompok pengamat yang yang melihat orang yang dikasihinya (dihadapkan pada tugas-tugas yang membuat mereka stres), yakni sebesar 40%. 

Meskipun persentase orang yang mengalami peningkatan kortisol dari "menonton" pasangan mereka (menyelesaikan tugas yang membuat stres) lebih tinggi, sekitar 30 persen, saat mereka mengamatinya di dalam kehidupan nyata (melalui cermin satu arah), tingkat kortisol masih alami peningkatakn sekitar 24 persen dari pengamat ketika mereka menyaksikan melalui transmisi video. 

Para peneliti mengungkap, temuan ini menunjukkan, hal-hal seperti menonton momen stres di TV mungkin cukup untuk meningkatkan kadar kortisol. (Huffingtonpost)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar