Sebuah penelitian terbaru membuktikan bahwa cabai rawit bisa dijadikan petunjuk utama untuk menyembuhkan migrain.
Menurut peneliti, ada persamaan yang terjadi di dalam otak ketika
seseorang menderita migrain dan reaksi kulit ketika minyak cabai
dioleskan ke permukaan kulit.
Secara detail, ketika minyak cabai menyentuh kulit, zat capsaicin
dalam rempah tersebut membuat tubuh mengeluarkan gen calcitonin yang
berkaitan dengan peptida. Hal itulah yang membuat aliran darah di daerah
yang terkena migrain meningkat dan menyebar ke saraf yang lain.
Perusahaan bioteknologi pun berusaha menargetkan senyawa kimia yang
muncul akibat migrain yang merupakan pembawa sinyal rasa sakit dari satu
saraf ke saraf lain. Dengan memblokir reseptor sinyal tersebut,
peneliti berusaha mengembangkan obat yang mengatasi migrain.
Salah satu perusahaan yang mengembangkan obat migrain adalah Amgen.
Menurut ahli yang mengembangkan obat tersebut, makan cabai bukan
semata-mata obat dari migrain. Namun karena ada kesamaan efek dalam otak
antara cabai dan mirgain, peneliti bisa berusaha untuk menemukan obat
melalui reaksi cabai terhadap kulit.
Untuk memastikan teori cabai, peneliti lantas menyuntikkan obat di bawah kulit pasien yang sebelumnya telah bereaksi terhadap minyak cabai.
"Obat tersebut ternyata mampu memblokir reseptor yang mengirim pesan
sakit pada otak, sehingga migrain pun bisa dicegah sepenuhnya," papar
Peter Goadsby dari University of California, seperti yang dikutip dari Daily Mail (23/04).
Selama ini, pengobatan untuk migrain biasanya menggunakan triptan
yang hanya berfungsi meredakan dan bukan menghilangkan rasa sakit
sepenuhnya.
Botox juga pernah dijadikan salah satu metode mengobati migrain,
meskipun hanya disarankan untuk penderita yang benar-benar parah saja.
sumber : merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar