Alkisah, sesudah
selesai makan siang, saya dengan seorang teman kantor berjalan santai
menyusuri jalan. Dari arah yang berlawanan, seorang wanita tua
berpakaian sederhana menghampiri kami menenteng beberapa kantong plastik
berisi sayuran.
“Maaf Tuan,
mau beli sayuran ini? Saya sendiri yang menanam dan memetiknya,” sambil
tangan keriputnya mengulurkan kantong plastik.
Setelah
menatap si nenek sebentar, tanpa basa-basi, si teman mengeluarkan
dompet dan membayarnya. Tiga kantong plastik sayuran pun berpindah
tangan.
“Terima kasih Tuan, semoga Tuan diberi lancar
rezeki,” dengan suara bergetar sambil terharu si nenek menggenggam erat
uang jualannya.
Sesudah nenek itu berlalu, saya bertanya
heran, “Kamu bener mau makan sayur ini? Kamu lihat sendiri sayur itu
sudah layu dan mulai kuning, berulat lagi!”
Dengan tertawa kecil, si teman menjawab, “Ya nggaklah! Sayuran ini tidak layak dimakan.”
“Lha... kenapa kamu beli?”
“Karena kalau nggak aku beli, nggak ada orang yang mau membelinya. Kan kasihan si nenek nggak dapat penghasilan.”
Saya terhenyak kagum atas kebaikannya. Segera saya berbalik mengejar si nenek untuk melakukan hal yang sama.
Sambil berlinang air mata si nenek berucap, “Anak muda, terima kasih.
Nenek tahu, kalian membeli sayur ini karena kasihan melihat nenek.
Sayuran memang kurang segar.. Jika bukan kalian, tidak ada yang mau
membelinya. Uang ini sungguh sangat berarti utk me,beli obat, untuk
cucu nenek yang sedang sakit. Semoga Allah SWT membalas kebaikan
kalian.”
Sayuran yang tidak bisa dimakan pun ternyata mampu memberi pelajaran berharga bagi kita.
Saat jatuh dan terpuruk, kita sungguh berharap keajaiban akan datang
kepada kita, mendapatkan pertolongan entah dari mana atau dari siapa.
Sebaliknya, ketika kita punya kemampuan, sukses, apakah kita bersedia
menjadi orang yang mendatangkan keajaiban itu? Mau mengulurkan tangan
berbagi kepada sesama?
Kebaikan memang butuh dipraktikkan, perlu dibiasakan, seperti kata qoute ini :
“Kadang memang sulit menjadi orang baik, tetapi lebih baik menjadi orang baik walaupun sulit.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar