Rabu, 06 Januari 2016

Pelajaran Dari Nenek Penjualan Sayuran


Alkisah, sesudah selesai makan siang, saya dengan seorang teman kantor berjalan santai menyusuri jalan. Dari arah yang berlawanan, seorang wanita tua berpakaian sederhana menghampiri kami menenteng beberapa kantong plastik berisi sayuran.

Maaf Tuan, mau beli sayuran ini? Saya sendiri yang menanam dan memetiknya,” sambil tangan keriputnya mengulurkan kantong plastik.
 
Setelah menatap si nenek sebentar, tanpa basa-basi, si teman mengeluarkan dompet dan membayarnya. Tiga kantong plastik sayuran pun berpindah tangan.

“Terima kasih Tuan, semoga Tuan diberi lancar rezeki,” dengan suara bergetar sambil terharu si nenek menggenggam erat uang jualannya.

Sesudah nenek itu berlalu, saya bertanya heran, “Kamu bener mau makan sayur ini? Kamu lihat sendiri sayur itu sudah layu dan mulai kuning, berulat lagi!”
 
Dengan tertawa kecil, si teman menjawab, “Ya nggaklah! Sayuran ini tidak layak dimakan.”
 
 “Lha... kenapa kamu beli?”
 

“Karena kalau nggak aku beli, nggak ada orang yang mau membelinya. Kan kasihan si nenek nggak dapat penghasilan.”

Saya terhenyak kagum atas kebaikannya. Segera saya berbalik mengejar si nenek untuk melakukan hal yang sama.

Sambil berlinang air mata si nenek berucap, “Anak muda, terima kasih. Nenek tahu, kalian membeli sayur ini karena kasihan melihat nenek. Sayuran memang kurang segar.. Jika bukan kalian, tidak ada yang mau membelinya. Uang ini sungguh sangat berarti utk me,beli obat, untuk cucu nenek yang sedang sakit. Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian.”

Sayuran yang tidak bisa dimakan pun ternyata mampu memberi pelajaran berharga bagi kita.

Saat jatuh dan terpuruk, kita sungguh berharap keajaiban akan datang kepada kita, mendapatkan pertolongan entah dari mana atau dari siapa. Sebaliknya, ketika kita punya kemampuan, sukses, apakah kita bersedia menjadi orang yang mendatangkan keajaiban itu? Mau mengulurkan tangan berbagi kepada sesama?
 
Kebaikan memang butuh dipraktikkan, perlu dibiasakan, seperti kata qoute ini :
Kadang memang sulit menjadi orang baik, tetapi lebih baik menjadi orang baik walaupun sulit.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar