Senin, 30 November 2015

Hidup ini Seperti Cermin

Seorang pemuda miskin jatuh cinta dengan seorang gadis dari keluarga kaya. Suatu hari pria miskin itu melamarnya dan gadis itu berkata, “Hei! Dengar ya, gaji bulananmu saja sama dengan pengeluaranku sehari-hari. Bagaimana mungkin saya bisa jatuh cinta padamu? Apa kamu tidak memikirkan itu? Aku tak pernah bisa mencintaimu! Jadi lupakan saja aku dan carilah wanita yang selevel denganmu.”

Sayangnya, pemuda itu tidak bisa melupakannya begitu saja. Sepuluh tahun kemudian mereka bertemu lagi di pusat perbelanjaan.

Wanita itu berkata lagi, “Hei! Kau! Bagaimana kabarmu? Sekarang saya sudah menikah dan kau tahu berapa banyak gaji suami saya? Sudah 9 digit per bulan! Bisakah kau mengalahkan itu? Dan dia juga sangat pintar!”

Mata pria itu basah dengan air mata mendengar kata-kata menyakitkan dari wanita yang sama.

Beberapa detik kemudian, suami wanita itu datang. Tapi sebelum wanita itu mengucapkan sepatah kata, suaminya melihat pria itu, katanya, “Pak, Anda di sini rupanya dan Anda telah bertemu dengan istri saya.”

Lalu ia berkata kepada istrinya, “Ini adalah bos saya. Saya adalah salah satu dari orang yang bekerja padanya dengan proyek bermiliaran rupiah. Dan kau tahu faktanya, sayangku? Bos saya ini mencintai seorang wanita tapi dia tidak bisa memenangkan hatinya. Itulah mengapa ia tidak menikah sampai sekarang. Betapa beruntungnya wanita yang seharusnya menikah dengan bos saya ini sekarang.”

Wanita itu tampak terguncang tapi tidak bisa mengucapkan sepatah katapun.

Hidup ini begitu singkat dan hanya seperti cermin. Kita hanya bisa melihat itu sebagai bayangan di cermin. Jadi jangan terlalu sombong atau bangga dengan melihat ke bawah terhadap orang lain karena situasi. Mereka bisa berubah seiring dengan waktu seperti halnya cuaca. Jangan meremehkan siapa pun karena setiap orang memiliki cerita yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar