Sabtu, 06 Juni 2015

Uang Tidak Bisa Membeli Persahabatan




Alkisah, dua orang teman tinggal bersama di sebuah desa. Diketahui mereka sangat dekat satu sama lain sejak lama. Kebetulan, keduanya sangat miskin dan pengangguran. Mereka berupaya untuk mencari pekerjaan yang cocok untuk masing-masing dari mereka.

Suatu hari, salah satu dari mereka, Raza, menemukan pekerjaan yang baik, yang membayar gajinya dengan pantas ditambah fasilitas lainnya. Sementara temannya, Ravi, tetap begitu saja. Raza menjalani pekerjaannya dan berangsur-angsur membaik gaya hidupnya.

Uang yang diterimanya semakin besar, perlahan-lahan membawanya menjauh dari Ravi, yang pernah  menjadi teman dekatnya. Ravi, yang sudah menemukan pekerjaan yang layak, melakukan apa pun yang bisa ia jalani. Ia bahkan tidak lagi bisa bertemu dengan Raza karena status dan kekuasaannya yang semakin tinggi.

Semakin hari, Raza menjadi posesif terhadap uang,
kini ia terlalu khawatir atas kekayaannya dan sering takut kehilangan akan itu. Kekayaannya menjadi begitu penting baginya, bahkan ia tidak bisa tidur karena stres memikirkan kekayaannya.

Sementara, Ravi, memiliki gaya hidup yang nyaman, meskipun ia kekurangan uang dan tidak kaya. Suatu hari, Raza memutuskan untuk memberikan sebagian dari kekayaannya untuk Ravi.  Maka ia pergi ke tempat Ravi dan memberinya sebuah tas penuh uang, dan berkata kepadanya, “Kau, sahabatku, kita sudah jarang bertemu lagi, jadi terimalah hadiah dari saya dan ubahlah gaya hidupmu.”

Ravi terkejut, tapi ia menerima uang itu dan menggunakannya dengan baik. Ravi melihat perubahan besar dalam hidupnya setelah mendapatkan uang, ia mulai merasa terlalu fobia terhadap uang, ia tidak bisa tidur sepanjang malam karena takut kehilangan uang yang sudah diberikan oleh Raza.

Ia menyadari bahwa ia menjadi posesif terhadap uang, maka ia memutuskan untuk mengembalikan uang itu kepada temannya, Raza. Ia pun pergi ke tempat Raza dan berkata, “Teman, saya berterima kasih atas kekhawatiranmu terhadap hidup saya, tetapi saya tidak bisa menyimpan uangmu karena itu merampas kegembiraan dan gaya hidup saya yang santai.”

Ia juga mengatakan, “Engkau lupa ketika kau semakin kaya, sekarang mengapa kau mulai berpikir tentang saya? Apakah ini alasannya? Kau juga ingin aku tidak bisa tidur malam? Tidak, teman, kita lebih baik sebagai orang asing yang tidak saling kenal saja.”

Ravi pun pergi. Raza kemudian menyadari apa yang telah hilang, ketika ia memiliki kekayaannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar