Selasa, 29 April 2014

Maafkan Tuhan, Bila Aku Selalu Mengeluh

Hari ini, disebuah bus, kulihat seorang gadis berambut pirang. Aku ingin secantik dia. Tiba-tiba ia bangkit dan melangkah gontai. Ia berkaki satu, dan berjalan pincang, memakai tongkat kayu. Namun ketika lewat ia tersenyum. Oh Tuhan maafkan aku bila aku mengeluh. Aku punya dua kaki. Dunia ini milikku.

Aku sempatkan berhenti untuk membeli gula-gula pada seorang anak leleki yang menjualnya. Ia sangat menyenangkan. Aku berbicara padanya dan ia pun menyambut gembira. Ketika aku hendak pergi, ia berkata, ”Terima kasih, engkau telah begitu baik kepadaku, menyenangkan sekali berbicara dengan orang sepertimu, ketahuilah sesungguhnya aku buta,” tambahnya. Aku sangat terkejut. Oh Tuhan, maafkan aku bila aku selalu mengeluh. Aku punya dua mata. Dunia ini milikku. 


Lalu ketika sedang menyusuri jalan, aku melihat seorang anak bermata biru. Ia berdiri melihat anak-anak yang lain bermain. Ia tidak tahu apa yang biasa ia lakukan. Aku berhenti sejenak, lalu berkata, ”Mengapa kamu tidak bermain dengan yang lain, Nak?” Ia menatap kemuka, tidak menjawab. Kemudian akupun sadar, ternyata ia tuli. Oh Tuhan, maafkan aku bila selalu mengeluh. Aku punya dua telinga.

Dunia ini milikku. Dengan dua kaki yang dapat membawaku kemana saja, dengan dua mata yang dapat memandang cahaya mentari ketika terbenam, dengan dua telinga yang dapat mendengar apa saja yang ingin kuketahui. Ohh … Tuhan, maafkan bila aku selalu mengeluh. 
Oh, betapa tidak bersyukurnya aku, 

Hanya karena kecewa kenapa harus mencari kekurangan yang ada dalam diri saya. Maafkan aku Tuhan, yang tidak pernah bersyukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar