Sabtu, 25 Januari 2014

Dengar Bantahan Pria


Anda boleh menilai sesuka hati tentang pria di samping Anda. Tapi jangan salah, meski pria cenderung cuek, mereka bisa protes, lho!

Men are from Mars, and women are from Venus. Asalnya saja beda, sudah pasti tabiatnya pun berseberangan. Jika Anda terus mengeluh sifat dan kebiasaan pria, dengan gampang mereka akan berkata: "Ya beginilah sifat kami," Eits, jangan keburu naik pitam, coba dengarkan bantahan mereka. Siapa tahu Anda semakin memahami pria.

Kata Anda: "Pria itu tidak mau mendengarkan."

Bantahan Pria: "Sebenarnya tergantung waktunya. Katanya wanita adalah makhluk sensitif, tapi kok, tidak bisa menerka mood kami? Misalnya ketika sama-sama pulang kerja. Anda datang dengan setumpuk keluhan masalah di kantor. Dari mulai bos yang tidak pengertian, hingga sikap rekan kerja yang mau cari muka di depan atasan. Mau tahu apa yang kami pikirkan saat itu? Jangan-jangan justru Anda yang menyebalkan. Kalau saat bertemu kami Anda suka marah-marah dan mengeluh, bagaimana saat di kantor? Jadi wajar kan, jika kami malas mendengarkan?"

Kata Anda: "Pria itu kelewat cuek"

Bantahan Pria: "Coba bayangkan apa yang akan terjadi ketika Anda menceritakan kisah tragis sahabat Anda yang baru ditinggal kekasihnya, kami ikut menangis? Atau ketika ponsel Anda tertinggal di dalam taksi, apa akan terlihat wajar jika kami ikut heboh dan sibuk menelepon pangkalan taksi sampai berkali-kali? Justru itu kamu peka! Kami lihat Anda begitu panik. Yang bisa kami lakukan adalah menenangkan Anda. Tapi Anda malah menganggap kami tidak perhatian, bahkan terkadang pikiran ekstrem Anda 'bermain' di situ. Dan tuduhan 'tak pengertian' atau yang lebih parah, 'tidak sayang' begitu saja keluar dari mulut Anda. Hey, siapa sekarang yang tidak pengertian?"

Kata Anda: "Pria kerap berbohong untuk hal kecil."

Bantahan Pria: "Bukannya Anda memang senang dibohongi? Saat berat badan Anda bertambah, Anda terus-terusan mengutarakan hal yang sama. 'Kamu pasti tidak suka dengan badanku yang membesar!' atau 'Kamu malu ya mengajakku bertemu dengan teman-teman dengan badan ku yang gemuk begini?' Kalau sudah begini, pantas saja jika kami memilih untuk membohongi Anda dengan kalimat-kalimat seperti, 'Apanya yang gemuk, sayang?' Lalu diikuti dengan kebohongan kedua 'Bahkan badan kamu tidak lebih gemuk dari model-model di majalah itu."

Kata Anda: "Di otaknya cuma ada seks, seks, dan seks!"

Bantahan Pria: "Anda pasti tahu kan, setelah pertengkaran hebat, seks selalu ampuh meredam emosi. Kalau Anda bisa sedikit lebih tenang dan tidak selalu memulai pertengkaran, tentu saja kami tak melulu memikirkan seks. Soal kebiasaan kami melihat wanita seksi, itu semata-mata untuk menikmati keindahan yang diberikan Tuhan. Justru Anda harusnya khawatir jika kami tak suka melihat wanita-wanita seksi itu."

Kata Anda: "Satu hal yang tak bisa dilakukan pria: Multitasking."

Bantahan Pria: "Fokus. Itulah yang selalu kami lakukan. Memangnya Anda mau kalau pekerjaan kami terbengkalai karena mengurus hal lain juga? Anggap saja kita akan merencanakan liburan bersama. Anda memaksa kami mencari penerbangan dan penginapan, sedangkan kami sedang bersusah payah menyiapkan presentasi di depan klien penting. Bukankah potensi batalnya liburan jadi lebih besar?"

Kata Anda: “Pria itu 'ramah' pada semua wanita”

Bantahan Pria: "Kami sadar kalau wanita itu super sensitif, makanya kami tak tega jika harus sinis pada wanita yang baik pada kami. Tapi tenang saja, walau pun terlihat baik pada mereka, itu sekadar menjaga perasaan. Kami tahu kok kalau mereka bermaksud mendekati kami. Sekali lagi, kami ini pria. Kami pegang kendali atas wanita yang ada di sekitar kami." 

Sumber : Cosmopolitan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar