Ada kaitan erat antara rasa lapar dengan amarah. Bahkan, sebagian besar orang pernah kesal saat lapar. Pikiran sulit berkonsentrasi, daya tangkap otak juga menurun dan tak berprestasi. Mengapa itu terjadi?
Pada saat kita lapar, terjadi penurunan kadar gula darah atau disebut hipoglikemik. Padahal, gula darah adalah pemasok energi bagi sel-sel otak. Kalau kadar glukosa darah rendah, otak kekurangan energi. Apabila sel-sel otak kekurangan glukosa, respon dari serotonin (hormon yang membuat mood membaik) juga lambat. Serotonin akan diproduksi kalau kadar gula darah dalam kondisi baik.
Sebuah penelitian di University of Cambridge tahun 2012 yang dirilis di jurnal Biological Psychiatry, juga menegaskan hal itu. Kalau kadar gula darah sangat rendah, orang akan merasa mual, pusing, bahkan bisa jatuh pingsan.
Pada kondisi hipoglikemik, serotonin terhambat pengeluarannya sehingga mood memburuk, dan orang akan mudah kesal saat lapar, bahkan marah. Untuk meningkatkannya diperlukan makanan yang mempercepat keluarnya serotonin, antara lain cokelat. Selain itu ada asam amino bernamatryptophan yang bisa membantu munculnya serotonin.
Pisang dan buah-buahan lain juga bisa membantu penyerapan tryptophan. Aneka makanan itu memang baik, tapi belum tentu bisa dinikmati oleh semua orang. Misalnya cokelat, atau makanan dengan kandungan banyak gula yang berbahaya bagi penderita obesitas.
Jika tak ingin kesal saat lapar, usahakan makan teratur setiap hari. Kalau perlu sebelum tidur. Jika Anda tidur larut malam, cobalah makan buah. Tidak perlu takut makan malam di waktu yang larut, asal porsinya tidak terlalu banyak.
Selain itu, untuk menjaga keseimbangan gula darah, kita juga harus mengonsumsi karbohidrat kompleks yang terdapat dalam beras merah, beras cokelat, atau putih. Karbohidrat kompleks ini berfungsi melepas gula darah pelan-pelan. (Majalah Intisari )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar