Senin, 12 Mei 2014

Kisah Seorang Resepsionis Hotel

Suatu malam saat badai melanda, seorang pria tua dan istrinya memasuki lobi sebuah hotel kecil di Philadelphia, Amerika Serikat. Mencoba selamat dari badai, pasangan ini mendekati meja resepsionis agar dapat bermalam.

Bisakah Anda memberikan kami sebuah kamar?” tanya sang suami.

Petugas resepsionis, seorang pria ramah, dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota itu. “Semua kamar terpakai,” kata resepsionis. “Tapi aku tidak mungkin membiarkan Anda, pasangan yang baik ini menebus hujan pada pukul satu pagi. Mungkin Anda mau tidur di kamar saya? Memang bukan kamar suite, tapi cukup baik untuk membuat Anda tidur dengan nyaman malam ini.

Ketika pasangan itu terlihat bingung, pemuda itu berkata, “Jangan khawatir tentang saya, saya tidak akan berada di kamar itu.”

Akhirnya pasangan itu setuju.

Saat ia membayar tagihan keesokan harinya, pria tua itu berkata kepada resepsionis, “Kamu seorang manajer yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik ini. Mungkin suatu hari nanti aku akan membangun satu untuk Anda.”

Resepsionis itu memandang mereka dan tersenyum. Mereka bertiga malahan tertawa. Ketika mereka pergi, pasangan tua ini selalu mengingat resepsionis itu sangat membantu dan luar biasa, bagaikan menemukan orang-orang ramah di tengah orang yang tidak mudah membantu.

Dua tahun berlalu. Resepsionis itu sudah hampir melupakan kejadian malam itu ketika ia menerima surat dari orang tua itu. Ini mengingatkannya pada malam hujan badai. Surat itu juga disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta pemuda itu mengunjungi mereka.

Orang tua itu bertemu dengannya di New York, membawanya ke sebuah sudut jalan. Orang tua itu menunjuk ke sebuah bangunan besar baru di sana, batu kemerahan pucat, dengan menara dan menara pengawas yang menjulang.

“Itu,” kata pria tua itu, “adalah hotel yang baru saja dibangun untuk Anda kelola.

Ah, Anda bercanda,” kata pemuda itu.

“Saya bisa meyakinkanmu kalau saya tidak bercanda,” kata pria tua itu sambil tersenyum.

Nama pria tua itu adalah William Waldorf-Aster, dan bangunan megah itu adalah Waldorf-Astoria Hotel. Petugas muda yang menjadi manajer pertama itu adalah George C. Boldt. Petugas muda ini pernah mengatakan bahwa suatu saat ia akan menjadi manajer salah satu hotel paling glamor di dunia.

Pesan moral dari kisah ini, jangan takut untuk mencapai dan menyentuh hidup seseorang. Kita tidak pernah tahu hati siapa yang mungkin akan kita sentuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar