Seorang pria sedang menjelajahi gua di tepi pantai. Di salah satu gua ia menemukan tas kanvas dengan sekelompok bola tanah liat yang mengeras. Rasanya seperti seseorang yang sedang membuat bola tanah liat dan meninggalkannya di dalam gua untuk dikeringkan. Tidak banyak memang, tapi cukup membuat pria itu tertarik sehingga ia mengambil tas itu keluar dari gua.
Saat ia berjalan di sepanjang pantai, ia melempar bola tanah liat satu per satu ke laut sejauh yang ia bisa. Ia tidak berpikir apa pun sampai ia menjatuhkan salah satu bola dan retak. Ternyata di dalamnya ada sesuatu yang indah, batu mulia.
Terkejut, orang itu mulai membongkar bola tanah liat yang tersisa. Masing-masing ternyata berisi harta karun yang sama. Ia memperkirakan nilai batu mulia itu ribuan dolar. Lalu ia menyadari. Ia telah lama di pantai itu. Entah berapa bola yang telah dilemparkan. Berapa ribu dolar terhanyut di lautan.
Hidup kita pun seperti demikian.
Kita melihat seseorang, bahkan mungkin diri kita sendiri, hanya tampilan dari luarnya. Tidak selalu tampak indah dari luar atau berkilau sehingga kita mengabaikannya. Kita melihat orang lain kurang penting dibandingkan seseorang yang lebih cantik atau gaya atau lebih terkenal atau kaya. Tapi kita tidak meluangkan waktu untuk menemukan harta karun yang tersembunyi di dalam orang tersebut.
Kita melihat seseorang, bahkan mungkin diri kita sendiri, hanya tampilan dari luarnya. Tidak selalu tampak indah dari luar atau berkilau sehingga kita mengabaikannya. Kita melihat orang lain kurang penting dibandingkan seseorang yang lebih cantik atau gaya atau lebih terkenal atau kaya. Tapi kita tidak meluangkan waktu untuk menemukan harta karun yang tersembunyi di dalam orang tersebut.
Ada harta tersembunyi di masing-masing orang. Jika kita meluangkan waktu untuk mengenal orang itu, dan jika kita meminta Allah untuk menunjukkan kepada kita bahwa seseorang seperti Dia melihat mereka, maka tanah liat itu akan mulai mengelupas dan intan permata pun mulai bersinar.
Semoga kita bisa ‘melihat’ orang-orang di sekitar kita sebagaimana Allah melihat mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar