Jika tidak ingin terlihat tua sebaiknya hindari depresi. Studi terbaru dari Belanda menunjukkan bahwa depresi berat yang dialami seseorang akan memengaruhi bagian sel yang bernama telomere sehingga menjadi lebih pendek. Hal itu menjadi tanda bahwa sel mengalami penuaan yang akhirnya berujung dengan munculnya tanda tua di fisik tubuh terluar.
Dikutip BBC, reaksi penuaan terjadi pula pada orang yang mengalami dpresi akibat trauma masa lalu. Dan, depresi ini langsung bereaksi terhadap sel tubuh di luar penyebab penuaan lainnya seperi minum alkohol atau merokok.
Studi yang dilakukan VVU University Medical Center ini melibatkan lebih dari 2.000 relawan. Sepertiga dari mereka diketahui sedang mengalami depresi kronis. Sepertiga selanjutnya merasakan trauma masa lalu yang membuat depresi, sementara sisanya tidak mengalami depresi apapun. Untuk mengetahui pengaruh depresi pada sel, semua relawan diambil darahnya untuk diteliti hingga struktur dalam di sel tubuhnya.
Hasilnya, ada ekspresi negatif yang ditunjukkan telomere. Bagian sel yang berguna mencegah keburukan kode genetik tersebut memendek tatkala depresi terjadi. Ketidakkonsistenan panjang-pendek telomere pada penderita depresi jangka panjang, dapat menghasilkan efek penuaan.
“Penelitian berskala besar ini membuktkan secara yakin bahwa depresi berhubungan dengan penuaan biologis beberapa tahun, terutama untuk mereka dengan gejala paling parah dan kronis ,” ujar Dr Josine Verhoeven, peneliti, yang studinya ini diterbitkan dalam Molecular Psychiatry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar